Lurus dan Rapatkan Barisan Shalat
Lurus dan Rapatkan Barisan
Tanjung Winardi : Ibnu Sina (Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri)
Barisan saat sholat mungkin terlihat sepele
namun tidak dari sundut pandang Rasulullah saw yang memang memang mengerti
ilmunya dan juga mengerti tentang adabnya pakar dari segala pakar dan ilmu dari
segala bidang ilmu. Yang mana dalam praktiknya shap sholat sering disepelekan
oleh semua orang padahal jika di telusuri lebih lanjut ketika tidak rapatnya
shap shalat menandakan adanya kekosongan dalam barisan dan jika jin dan syaitan
masuk kedalam sela sela barisan sholat kitasehingga banyak ketidak khusuan
dalam sholat diakibatkan oleh hal demikian.. oleh karena rapat dan dan lurusnya
sholat merupakan upaya untuk menghindari hal demikian dan juga menghindari dari
gangguan syaitan. Karena gangguan syaitan itu dari smaping depan, belakang dan
dari semua tempat untuk menggoda dari
setiap manusia. Begitu pula cara pandanh dari setiap orang dalam mengatakan
lurus dan rapatkan shap ketika sholat
Ketika akan mulai bertakbir, tiba-tiba
ada seorang makmum yang dadanya lebih maju dari yang lainnya. Melihat hal itu
kemudian beliau bersabda, "Hai hamba Allah, harus kamu ratakan barisan
kamu atau Allah akan membuat hatimu saling berselisih" (HR Abu Dawud).
Beliau juga menyuruh para makmum untuk
merapatkan barisan mereka. "Jangan kalian biarkan ada celah renggang di
tengah barisan untuk jalannya syaitan". Dalam riwayat lain disebutkan nabi
bersumpah, "Rapatkan barisan kamu, karena demi Allah, sesungguhnya aku
melihat syaitan masuk ke sela-sela barisan shalat."
Begitulah Nabi SAW mewariskan sunnahnya
dalam shalat berjamaah kepada umat Islam. Beliau menginspeksi langsung barisan
makmumnya. Dengan cara yang lembut beliau mengingatkan para sahabatnya untuk
meluruskan barisan. Merapatkan bahu dengan bahu dan kaki dengan kaki mereka.
Dengan lurus dan rapatnya barisan,
seperti kata Nabi SAW, hati umat Islam akan lebur dalam perasaan nikmat karena
persatuan dan kebersamaan. Orang yang hatinya tidak menyatu akan merasa risih
bila bagian tubuhnya (jari kaki dan bahu) dalam shalat bersentuhan dengan orang
lain.
Buktikan sendiri, betapa indahnya shalat
bersama orang-orang yang biasa merapatkan dan meluruskan barisan, karena sunnah
yang satu ini akan mempengaruhi kekhusyukan yang merupakan nyawa dari ibadah
shalat. Tapi sayang, hampir tidak ada masjid yang tidak terdapat orang-orang
yang malas menyempurnakan barisan shalatnya.
Mari sama sama untuk mempraktikan ilmu
yang kita punya dan sebarkan ilmu yang dimiliki oleh kita untuk diketahui oleh
banyak orang sehingga dapat bermanfaat ilmu yang kita miliki tersebut. Dan juga
dapat menyebarkan setiap kebaikan dari setiap apa yang kita tau. Mari slallu
berbuat kebaikan dan slalu mengajak kepada hal hal baik.
Keren banget dah tulisan nya
BalasHapus